Tapi maaf, aku lebih memilih menjaga kehormatanku dan agamaku daripada terjerat dalam kejahilan syetan. So.. mendingan Loe.. Gue.. End !
Hati ini memang lemah ketika melihatmu, mendengar suaramu, terekam begitu jelas dalam benakku. Namun aku sangat tahu bahwa kau pun merasakan hal yang sama denganku.
Tapi maaf, bukan ku tak mau meneruskan perasaan ini, ku hanya lebih memilih menjaga hati ini untuk yang terkasih kelak. So.. mendingan Loe.. Gue.. End!
Kala ku membaca status islami mu di facebook, dada ini selalu bergetar. Karena kau selalu bilang semua itu untuk penyemangatmu dan penyemangatku.
Tapi maaf, getaran itu adalah tanda syetan tengah beraksi di antara kita. Jadi ku lebih memilih bergetar ketika ku membaca ayat-ayat cinta-Nya. So.. mendingan Loe.. Gue.. End!
Ku selalu menanti kata-kata manis mu tentang janji indah masa datang lewat ketikan-ketikan mesra chatting. Meskipun ku tahu, kata-katamu selalu terbungkus rapi dengan keislaman, “Jangan lupa sholat, tahajjud, tilawah” itu yang selalu kau ingatkan disela-sela kemesraan kita.
Tapi maaf, aku baru mampu menyadari bahwa belum tentu kau akan ku miliki, aku takut hati ini telah rusak sebelum seseorang yang seharusnya memilikiku datang. So.. mendingan.. Loe.. Gue.. End!
Kau begitu sempurna di mataku, tak ada celah sedikitpun. Begitupun saat pertama kali kau memberiku pesan singkat “Bolehkah aku mengenalmu lebih dalam?”. Siapa yang akan menolak mengenal sosok yang sesempurna dirimu?
Tapi maaf, diri ini tak akan tertipu dengan sosok yang sempurna, karena kesempurnaan bukan hanya dilihat dari fisik, tapi sampai dimana dia mampu taat kepada Robb dan Rosulnya. So.. mendingan.. Loe.. Gue.. End!
✿✿✿
Terkhusus untuk sahabat fillah.. khususnya yang bukan Muslimah Biasa, saya yakin kamu bukanlah orang yang menutup mata hati ataupun membodohi hatimu. Yang tak mau melihat kebenaran demi sebuah kebahagiaan sesaat.
Saya yakin akan ada di antara kamu yang tersakiti ketika membaca catatan ini atau justru ada yang cuek-cuek saja seperti kebenaran itu tak berharga yang penting dirimu senang bercengkrama dengan lawan jenis meskipun dengan pembatas internet.
Bukan saya ingin menggurui bahkan sampai menyakiti, bukankah kita bersaudara dalam sebuah kebenaran. Mungkinkah apabila melihat saudara kita akan menginjak kotoran di pinggir jalan lantas kita hanya diam saja lalu mentertawakannya? Tidak sahabat, tentu saja tidak.
Hawa nafsu selalu tampak samar bila disertai harta, kecantikan atau ketampanan, maupun cinta. Asalkan diri senang, semua tampak terang. Kebenaran yang seharusnya diusung olehmu, tampak kosong ketika kamu dihadapkan pada cinta, virus yang seharusnya kamu simpan sampai saatnya tiba. Namun telah kamu nodai dengan rayuan, pujian, sampai gombalan pada lawan jenis yang bukan seharusnya, meskipun kamu berkilah ta’aruf ataupun kamu merasa tak mengapa karena ada pembatas internet.
Bukankah hati tak mungkin berbohong? Kamu bilang ta’aruf, tapi suka mojok berdua mesra-mesraan lewat ketikan chating, bahkan tanpa malu-malu lagi kamu umbar kata-kata manis untuk si dia agar dapat dibaca khalayak umum. Saya yakin hatimu akan berteriak,”Perbuatanmu Salah”. Tapi sekali lagi, semua inderamu sudah tertutup oleh syetan dan kamu tahu itu. Kamu lebih memilih mendengarkan bisikan syetan ditengah rasa bahagiamu akan cinta yang semu, parahnya lagi kamu menyuruh hatimu diam untuk setiap detik rasa bersalahmu.
Sahabat fillah, rasa bahagia, rasa senang, tidak hanya bisa kamu dapatkan dari cinta-cintaan, cari ta’arufan lewat jejaring sosial untuk diajak mesra-mesraan, biar nggak sepi katanya, cari chattingan biar bisa belajar gombalan sebelum praktek sama yang halal. Haduhhh.. pliiiss deh!
Buatlah hidupmu bermanfaat meskipun lewat jejaring sosial. Bersihkan niatmu, agar bila ada yang merasa tergoda entah itu dirimu ataupun dirinya, kamu sudah mampu mengatasinya sehingga tidak melangkah jauh. Dan sekali lagi, dengarkan kebenaran lewat hatimu.
Senyum (✿◠‿◠)
0 Comments:
Posting Komentar
Anak baik selalu ninggalin komentar tiap abis baca :')
Tapi teserah deh, ya.
Yang penting komyen ~