Assalamualaikum
Beberapa bulan belakangan
ini, gue jarang banget ngepost di blog, jangankan ngepost, sekedar nengokin aja
gue jarang. Mungkin kalo diibaratin blog ini pacar gue, bisa dipastikan doi
bakal minta putus, terus doi nyewa pembunuh bayaran. Bukan, bukan buat ngebunuh
gue, tapi buat ngepaksa gue buat ngebayar utang pulsa gue ke doi selama ini.
Oke, lupakan intermezo
gak jelasnya.
Ehem, kali ini gue mau
curhat dikit. Sekarang alhamdulilah gue
udah menjalani semester kedua di jurusan Sistem Informasi Universitas
Sriwijaya. Itu artinya, masa gue buat digodain sama kakak-kakak tingkat akan
segera berakhir, karena di kampus gue telah ada peraturan bahwa batas mahasiswa
baru untuk digodain kakak-kakak tingkatnya hanya sampai semester dua. Entah
peraturan itu darimana datangnya, gue dan Haji Muhidin pun sama-sama gak tau.
Iya, soalnya kalau kita udah
lewat semester dua, yang bakal ngegodain kita bukan kakak-kakak tingkat lagi,
tapi yang bakal ngegodain kita adalah ini:
yup, Dosen Pembimbing
Disemester dua ini juga
gue telah sukses mendapat gelar “IPA MURTAD”. Iya, pasalnya waktu SMA gue
jurusan IPA, tapi pas diperkuliahan, malah belajar pelajaran IPS. Contohnya aja
pas semester satu kemaren, ada pelajaran “Teori Organisasi Umum”. Belum lagi
pas gue liat di KRS Online, ternyata disemester atas nanti bakal ada mata
kuliah IPS, kayak: Akuntansi Dasar, Pengantar Ekonomi, E-Bisnis, Manajemen
Hubungan Pelanggan, Aplikom Akuntansi, dan masih banyak lagi. Dan perlu kalian
ketahui, semua mata kuliah IPS itu 3 bahkan 4 SKS semua. Kurang kampret apa
coba ??
Emang bener sih kata
orang-orang, jurusan Sistem Informasi itu untuk Programmer IPS. Sedangkan
Teknik Informatika itu untuk Programmer IPA. Disitu terbukti kalo gue salah
pilih jurusan. Tapi nggak apa-apa, masih mending salah pilih jurusan, daripada
salah pilih gebetan. Iya, kalimat barusan kalo ada yang mau sih sebenernya.
Yang menarik dari
semester dua ini, kita yang pada semester pertama ngambil kelas SI-C,
disemester 2 juga (masih) janjian buat ngambil SI-C. Jadi disemester 2 ini
warga kelasnya masih wajah lama semua. Tapi ada juga beberapa temen gue yang
menghilang dari peradaban. Seinget gue, kelas gue dulu itu jumlahnya 27 siswa.
Tapi pas masuk semester 2, jumlahnya menjadi 23. Ada si Prabowo (temen akrab
gue) yang Drop Out, si Ony, Dia, dan Syifa yang pindah ke kampus, dan si Novan
yang Stop Out karena mau tes Angkatan Udara di Jakarta.
Tapi tetap menjadi daya tarik
kelas SI-2C ini, jadwal kuliahnya cuma 3 hari dalam seminggu, IYA, CUMA 3 HARI,
yaitu: Selasa, Rabu, Kamis, selain itu sisanya libur. Kurang keren apa coba ?.
Malah belakangan ini gue jadi mikir, ini kuliah apa les ? masa’ cuma 3 hari ?.
Namun masa kuliah 3 hari
nggak ngaruh ke gue dan temen-temen. Soalnya kita yang IPK-nya diatas 3 koma
dan mau ngambil mata kuliah semester atas, jadwal kuliah kita nambah satu hari,
yaitu jumat, karena jadwal mata kuliah semester atas tersebut adalah hari
jumat, bareng kakak tingkat. Dan saat berada dikelas itu, gue merasa mahasiswa
paling unyu.
Am I ?
***
Selain hal diatas,
perihal lain yang pengin gue curhatin adalah masalah UKT (Uang Kuliah Tunggal)
dikampus gue. Fenomena UKT ini sebenernya masih tahap percobaan, tapi
sayangnya, mahasiswa angkatan gue yang malah jadi kelinci percobaannya.
FYI:
UKT itu jenisnya kayak uang SPP waktu
SD, cuma dibayarnya satu semester sekali. Dan jumlahnya pun disesuaikan dengan
gaji orangtua masing-masing, jadi UKT antar mahasiswa berbeda-beda.
Banyak temen-temen yang
sebenernya keberatan dengan kebijakan ini. Tapi apa mau dikata lagi ? Semua itu
sudah ditetapkan oleh kampus, jadi mau tidak mau harus dituruti. Disatu sisi,
temen gue banyak yang merana karena UKT yang ditetapkan tidak sesuai dengan
ekonomi keluarga mereka. Dan disisi lain, UKT ini juga banyak sekali yang tidak
sesuai.
Maka karena untuk
menyampaikan aspirasi para mahasiswa yang tertindas itulah, seluruh mahasiswa
Universitas Sriwijaya sepakat untuk mengadakan demo untuk menuntut jalan keluar
perihal UKT ini. Demonya sendiri berlangsung pada hari Rabu, 2 Februari 2014 di
belakang gedung Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Universitas Sriwijaya.
seruan aksi
Berhubung gue adalah mahasiswa
yang menerima beasiswa dari pemerintah (iya, gue jadi kuliah gratis, nggak
bayar), gue pun nggak ikut-ikutan untuk aksi demo ini, karena ada seruan dari
kampus bagi mahasiswa yang mendapat beasiswa agar tidak mengikuti aksi, bagi
yang tertangkap kamera mengikuti aksi penurunan UKT, maka akan dikenakan D.O
Untuk lebih jelas silakan
liat video ini:
Oke, segini aja dulu
curhatan gue. Takutnya kalo nanti kebanyakan, gue malah ngejelekin gue sendiri. Sampai jumpa di curhatan yang lebih berbobot selanjutnya.